Mengapa Malaysian Airline Hilang ? : Ada Delapan Kemungkinan
SCOTT MAYEROWITZ yang bekerja sama dengan penulis AP Joan Lowy yang berkontribusi dari Washington, menulis catatan begini dalam analisa mencari kemungkinan sebab hilangnya Malasyaian Airline, seperti berikut ini : Bagian yang paling rentan terhadap bahayakecelakaan dalam sebuah perjalanan pesawat terbang adalah ketika ada dalam phase sedang tinggal landas dan ketika sedang akan mendarat. Atau pada phase takeoff and landing.
Itu sebabnya mengapa ketika lepas landas dan mau mendarat pilot memberikan banyak aba aba kepada awak kabin dan penumpang. Pada tiap titik pilot memberikan informasi bahwa pesawat terbang sedang dalam phase menurunkan ketinggian. Penumpang diminta bersiap untuk mendarat dan pasang sabuk pengaman, menempatkan sandaran kursi pada posisi tegak,tidak boleh ketoilet dan semua peralatan elektronik dimatikan ketika pesawat.
Menurut statistik kecelakaan penerbangan yang diterbitkan oleh Boeing, Jarang insiden terjadi ketika sebuah pesawat sedang menjelajah pada ketinggian tigapuluh ribuan kaki diatas muka laut. Seperti dapat diamati dari grafik dibawah ini catatan kecelakaan tahun 2003-2012 memperlihatkan bahwa peristiwa kecelakaan pada kondisi terbang jelajah adalah 9%, pada Taxi, load/unload,parked sebsar 11 %, pada Takeoff 11%, pada initial climbs 5 % dan pada kondisi mendaki dengan flap sudah tersembunyi dalam sayap (flaps up) sebsar 8 %. Sementara ketika sedang turun dari ketinggian jelajah 4%, initial approach 11%, final approach 19% dan ketika mendarat hampir menyentuh dan tiba di landasan atau landing adalah 23%. Karenanya peristiwa hilangnya pesawat Malaysia Airlines diatas Laut Cina Selatan telah menyebabkan para ahli penerbangan berkerut kening dan bertanya apa sebab utamanya ?
Apalagi dari semua informasi tidak satupun ada jejakpercakapan pilot kepada ATC tentang tanda tanda adanya emergency atau situasidarurat. Seolah Pilot menghadapi sebuah peristiwa tak terduga yang datang tibatiba sehingga ia tak sempat berbuat apa apa.Dengan situasi seperti itu , para ahlikecelakaan dan penyelidik kecelakaan penerbangan pastilah akan membutuhkanwaktu berbulan bulan atau mungkin malah bertahun tahun untuk mengetahui secara persisperistiwa apa yang sesungguhnya terjadi pada Boeing 777 yang terbang dariibukota Malaysia Kuala Lumpur ke Beijing .
"Pada tahap awal ini , kita berspekulasi diatas potongan fakta-fakta yang tidak diketahui , " kata Todd Curtis ,seorang mantan insinyur keselamatan dengan Boeing yang pernah bekerja pada Boeing777 jumbo jet dan sekarang direktur Airsafe.com Foundation.Jika ada kegagalan mekanis kecil - ataubahkan sesuatu yang lebih serius seperti matinya kedua mesin pesawat – pastilah pilot memiliki waktu untuk berkomunikasi via radio untuk memberi informasi danminta bantuan .
Kurangnya informasi pilot dan komunikasi radio diantara pilotdan petugas ATC “menunjukkan sesuatu yang sangat tiba-tiba dan sangat dahsyat terjadi, " begitu kata William Waldock , yang mengajar mata kuliah investigasi kecelakaan di Embry - Riddle Aeronautical University di Prescott , Arizona
Tanda tanda akan munculnya potongan data yang diperoleh baik sebagai serpihan potongan material pesawat atau bocornya bahan bakar ataupun tanda tanda lain mungkin saja akan memperlihatkan adanya penurunan ketinggian secara tiba-tiba dari pesawat sehingga seolah olah pesawat sedang menungkik tajam kebumi serta tenggelam kedasar laut.
Pecahan atau serpihan material itu jika ada akan menunjukkan kepada para ahli tentang arah penyelidikan. Apakah ada tanda aksi terorisme atau pesawat terjun menabrak lautan. "Spekulasi Entah pesawat memiliki peristiwa bencana yang merobek badan pesawat dan menyebabkan sepihan terpisah , atau pesawat mengalami tindak pidana terorisme , " kata Scott Hamilton , managing director konsultasi penerbangan Leeham Co. Kedua peristiwa itu akan sangat mungkin terjadi. Sebab biasanya kedua hal itu berlangsung tidak terduga dan sangat cepat sehingga pilot tidak dapat berkomunikasi melalui radio . Tidak peduli seberapa kecil kemungkinanskenario tindakan terorisme atau peristiwa bencana lainnya, terlalu dini jika kita menyingkirkan kemungkinan apapun dari sebab sebab mengapa semua ini dapat terjadi, begitu para ahli memperingatkan .
Petunjuk terbaik akan datang jika data penerbangan dan perekam suara yang berasal dari black box telah dianalisa, atau jika pemeriksaan terhadap semua material serpihan pesawat yang ditemukan telah dituntaskan.
Kemungkinan kecelakaan pesawat sering terjadi ketika pesawat sedang lepas landas dan sedang mendaki menjauhi bandara , atau saat akan mendarat , seperti kecelakaan yang fatal tahun lalu yang dialami oleh pesawat jet Asiana Airlines di San Francisco . Hanya 9 persen kecelakaan fatal terjadi ketika pesawat berada pada posisi ketinggian jelajah seperti diperlihatkan oleh ringkasan statistik jet kecelakaan pesawat komersial yang diterbitkan Boeing .Kapten John M. Cox , yang bekerja 25 tahun diUS Airways dan sekarang CEO Keselamatan Sistem Operasi , mengatakan bahwa apa yang terjadi dengan Malaysia Airlines berlangsung seketika dan dengan cepat . Karenanya sumber masalahnya pastilah cukup dahsyat , katanya. Hanya peristiwa besar dan berlangsung tiba tiba yang mampu menghentikan transponder pesawat untuk berfungsi menyiarkan lokasi. Meskipun transponder dapat saja dengan sengaja dimatikan dari kokpit .
Salah satu indikator pertama dari apa yang terjadi, akan dapat dianalisa dari ukuran serpihan, bentuk bidang dari puing-puing yang mungkin muncul nanti. Jika serpihannya ditemukan dalam potongan yang besar dan tersebar di puluhan kilometer , maka pesawat kemungkinan sudah pecah pada ketinggian jelajah. Itu bisa terjadi akibat bom atau kegagalan struktur badan pesawat. Tapi jika serpihan berbentuk bidang yang lebih kecil , pesawat kemungkinan turun dari ketinggian 35.000 kaki secara utuh, kemudian meluncur menabrak air. "Yang Kita tahu saat ini pesawat sedang bermasalah dan jatuh .Selain itu , kita tidak tahu secara keseluruhan apa yang terjadi sesungguhnya," kata Cox .
Boeing 777 adalah salah satu pesawat yang memiliki catatan keselamatan terbaik dalam sejarah penerbangan . Sejak pertama kali beroperasi angkut penumlpang komersial bulan Juni 1995 hingga kini 18 tahun beroperasi tanpa catatan kecelakaan fatal dipelbagai maskapai penerbangan dunia. Pada Juli 2013 ada satu catatan dimana pesawat Boeing 777 milik Asiana kecelakaan di San Fransisko. Tiga dari 307 penumpang pesawat gugur. Penerbangan Malaysia Airlines di hari Sabtu membawa 239 penumpang dan awak , akan menjadi insiden fatal kedua untuk jenis pesawat ini . " Boeing 777 adalah salah satu pesawat yangpaling dapat diandalkan dari jenis pesawat komersial yang pernah dibuat ," kata John Goglia , mantan anggota Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS .
An aviation accident is defined by the Convention on International Civil Aviation Annex 13 as an occurrence associated with the operation of an aircraft, which takes place between the time any person boards the aircraft with the intention of flight until such time as all such persons have disembarked, where a person is fatally or seriously injured, the aircraft sustains damage or structural failure or the aircraft is missing or is completely inaccessible.
The first fatal aviation accident occurred in a Wright Model A aircraft at Fort Myer, Virginia, USA, on 17 September 1908, resulting in injury to the pilot, Orville Wright and death of the passenger, Signal Corps Lieutenant Thomas Selfridge (Wikipedia)
Ada delapan kemungkinan penyebab pesawat MalasyanAirline menghilang yakni :
Kemungkinan pertama : Terjadi Sebuah bencana kegagalan struktur pada badan pesawat atau mesin pendorong pesawat yakni Rolls- Royce Trent 800. Kebanyakan pesawat terbuat dari aluminium rentan terhadapkorosi dari waktu ke waktu , terutama di daerah operasi yang memiliki kelembabantinggi . Tetapi mengingat sejarah panjang dan catatan keamanan yang mengesankandari Boeing 777 , para ahli menyarankan ini tidak mungkin menjadi sebab .Memang masih ada ancaman lain terhadapintegritas struktur pesawat yakni proses kelelahan logam akibat tekanan tinggi dan depressurization kabin yang tak terkendali ketika lepas landas dan mendarat (Uncontrolled decompression)
Pada April 2011 ,sebuah pesawat Boeing 737 Southwest Airlines melakukan pendaratan darurat taklama setelah lepas landas dari Phoenix. Badan pesawat pesawat mengalami keretakan. Akan tetapi Pesawat , dengan118 orang di dalamnya , mendarat dengan selamat . Tapi pecah berkeping secaratiba tiba akibat kegagalan struktur sepertinya kurang mungkin terjadi dalamkasus Malaysian Airline ini . Boeing 777 Malaysian Airline ini terbang dariKuala Lumpur menuju Beijing dengan jarak yang lebih jauh ditempuh kurang lebih6 jam non stop tanpa stop over disuatu tempa, jadi kurang ada petunjuk terjadinya proses tekanan deresurisasipada badan pesawat . " Ini tidak seperti ini Southwest Airlines yang melakukan10 penerbangan per hari , " kata Hamilton . " Dengan kata lain Tidakada yang petunjuk akan ada masalah kelelahan logam pada Boeing 777 milik Malaysian Airline ini. "
Kemungkinan kedua : Cuaca buruk . Semua Pesawattermasuk Boeing 777 ini dirancang bangun untuk terbang melalui scenariopelbagai kondisi cuaca bahkan dalam menghitung kekuatan struktur diasumsikan sebagianbesar perjalanan adalah badai atau gelombang turbulensi tanpa henti. Ada kasuspesawat Boeing Airbus A330 pada bulan Juni 2009 , dalam penerbangan Air Francedari Rio de Janeiro ke Paris jatuh akibat dihempas badai buruk di atas SamuderaAtlantik. Ketika itu es yang terbentuk akibat berjalan ditengah badai telahmenyebabkan indikator kecepatan udara Airbus A330 , memberikan pembacaan palsu. Akibat pilot membaca angka keliru dalam indicator kecepatan , ia mengambil keputusanyang buruk. Pesawat menurun dan terjun ke laut . Semua 228 penumpang dan awakkapal gugur. Pilot tidak pernah memberikan informasi lewat radio untuk meminta bantuan. Dalam kasus Malaysia Airlines penerbangan Sabtu semua indikasi menunjukkanbahwa cuaca tidak buruk dan tidak ada tanda tanda badai. langit cerah .
Kemungkinan ketiga : disorientasi Pilot .Curtis mengatakan bahwa pilot bisa mengambil keputusan untuk mematikan autopilotdan entah bagaimana ia bisa disorientasi seolah masih terbang dengan autopilotdan lupa ia sedang terbang secara manual dan ia tidak menyadari hal itu sampai semuanyaterlambat . Akan tetapi kemungkinan disoreientasi pilot ini pada kasus MalasyanAirline tidak mungkin terjadi. Sebab Pesawat telah terbang selama lima atau enamjam dari titik kontak terakhir , menempatkan hingga 3.000 mil jauhnya dariKualalumpur . Dengan kata lain pesawat terbang mulus selama itu dan ada tandaia tampak oleh radar di suatu tempat Tapi itu terlalu dini untuk menghilangkan halini sebagai suatu kemungkinan .
Kemungkinan keempat : Kedua Mesin mati atauKegagalan kedua mesin . Pada bulan Januari 2008 , British Airways 777 jatuhsekitar 1.000 kaki dari landasan pacu di Bandara Heathrow, London . Kedua mesinmati dan pesawat kehilangan dorong, karenaada penumpukan es pada sistem bahan bakar . Tidak ada korban jiwa .Kehilangankedua mesin adalah mungkin dalam kasus ini , namun Hamilton mengatakan, jika pesawatmengalami kedua mesin mati, maka ia masih bisa glide atau bisa meluncur sampai20 menit. Ada cukup waktu bagi pilot untuk membuat panggilan darurat . Ketika pesawatA320 milik US Airways kehilangan kedua mesin pada Januari 2009 setelah lepaslandas dari Bandara LaGuardia di New York pada ketinggian yang jauh lebihrendah , Kapten Chesley B. " Sully " Sullenberger masih dapatmelakukan banyak komunikasi dengan pengendali lalu lintas udara sebelummengakhiri penerbangan enam menit mendarat darurat di Sungai Hudson .
Kemungkinan Kelima : Sebuah bom . Beberapapesawat telah jatuh berkeping karena ledakan bom termasuk Penerbangan Pan Am103 antara London dan New York pada bulan Desember 1988. Ada juga sebuahpenerbangan Air India pada Juni 1985 antara Montreal dan London. Begitu jugaada pesawat pada bulan September 1989, diterbangkan oleh pilot maskapai penerbangan PerancisUnion des Transports Aériens yang meledak di atas Sahara .
Kemungkinan Keenam : Pembajakan . Sebuahpembajakan tradisional tampaknya tidak mungkin mengingat bahwa penculik sebuahpesawat biasanya mendarat di bandara dan memiliki beberapa jenis permintaan .Tapi pembajakan jenis peristiwa 9/11 mungkin saja berulang , dimana para terorissiap mati bersama penumpang pesawat dan awak dengan memaksa pesawat jatuh ke laut .
Kemungkinan Ketujuh : Pilot bunuh diri .Ada dua kecelakaan jet besar di akhir 1990-an - penerbangan SilkAir dan EgyptAirpenerbangan- yang diduga telah disebabkan oleh pilot sengaja menabrakkanpesawat . Peneliti kecelakaan pemerintah tidak pernah secara resmi menyatakan sebabterjadinya crash adalah akibat tindakan bunuh diri, tetapi kedua peristiwa kecelakaan itu secara luas diakui oleh para ahli kecelakaantelah disebabkan oleh tindakan disengaja .
Kemungkinan Kedelapan :Tertembak Rudal yang sedang diluncurkan. Pada bulan Juli 1988, rudal penjelajah Angkatan LautAmerika Serikat USS Vincennes menembak jatuh sebuah pesawat Iran Air ,menewaskan semua 290 penumpang dan awak . Pada September 1983, sebuah pesawatKorean Air Lines ditembak jatuh oleh jet tempur Rusia .
AP writer Joan Lowy contributed from Washington.
0 Response to "Mengapa Malaysian Airline Hilang ? : Ada Delapan Kemungkinan"
Post a Comment